Minggu, 29 Juli 2012

Kehilangan makna Ramadhan 3/3

[sambungan]

3. Bulan Ramadhan juga melahirkan sebuah tradisi: buka bersama. Sejatinya ini adalah suatu yang hal positif. Orang bisa bersilaturahmi, kemudian melakukan ibadah secara berjamaah. Tetapi yang kita lihat, terutama di mall atau restoran, program makan-makan menjadi acara utama. Shalat maghrib, yang jelas wajib, bukan bagian dari agenda, malah menjadi terlewat. Dan ketika acara makan dan ngobrol berlangsung lama, orang kemudian merasa sudah terlalu ngantuk dan capai untuk tarawih.
Walhasil, ada kewajiban yang diterlantarkan, dan ada peluang ibadah yang terbuang percuma.

Ketiga contoh di atas menunjukkan bagaimana masih jauhnya kita dari makna yang seharusnya dipetik dari Ramadhan. Maka bokeh jadi benarlah sabda Nabi bahwa banyak yang puasa tetapi hasilnya hanya haus dan lapar, tidak ada yang lain.
Sudah saatnya kita keluar dari golongan “banyak” ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar