1. Imam
Idealnya, yang jadi imam itu yang paling dalam ilmu agamanya, yang paling bagus bacaan shalatnya, yang paling mengerti adab menjadi imam. Kenyataannya, yang jadi imam ya yang memang biasa jadi imam. Kalau tidak ada dia, ya kita lihat-lihat yang penampilannya paling ok. Kita lihat pecinya lah, baju kokonya, janggutnya, atau surbannya.
Nah dalam memilih pemimpin, kitapun cenderung begitu. Harusnya kita pilih tokoh yang handal, piawai, cerdas, bijaksana, dan beribu sifat baik lainnya. Dalam prakteknya, kita suka-suka cuma melihat apakah si calon berasal dari keluarga yang biasa memimpin, apakah dia keturunan pemimpin, atau apakah dia punya trah pemimpin. Kalau kriteria itu tidak masuk, kita lihat penampilannya: tampangnya, cara senyumnya, caranya berpakaian, dsb.
Dengan cara memilih seperti itu, tidak heran kalau para pemimpin kita hanya terdiri dari dua jenis: pertama, yang nama belakangnya sama atau mirip dengan tokoh zaman dulu; kedua, artis.
berlanjut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar