Selasa, 02 Oktober 2012

Khutbah mubazir (5)

Salah satu fenomena di saat khutbah adalah jamaah yang ngantuk, melamun, atau tidak konsens. Ini terutama kalau khutbahnya monoton, tidak menarik, terlalu panjang, terlalu lama, atau tidak jelas isinya.

Sebagian khatib menggunakan kiat ini untuk menghadapi itu: bicaranya pelan dan lembut, tapi tiba-tiba keras dan meledak-ledak. Kemudian lembut lagi, dan keras lagi, dst.

Dalam beberapa khutbah, kiat ini berhasil. Misalnya ketika khatib menggambarkan lembutnya Nabi, kemudian disusul dengan bagaimana tegasnya beliau pada kaum musyrik.

Di beberapa khutbah lain tapi ini jadi lucu. Misalnya ketika nada keras ini muncul di saat bahasan tentang berapa besaran zakat pertanian untuk sawah tadah hujan. Tidak nyambung. Jamaah mungkin akan berpikir: "Lebay nih khatib."

Sebenarnya gonta-ganti nada ini tidak akan perlu kalau khutbahnya ringkas, tidak bertele-tele, dan isinya menyentuh jamaah. Khutbah seperti ini akan didengar dan diresap, tanpa Pak Khatib harus berbicara seperti pembaca puisi.

berlanjut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar